Baca Juga Kisah Tentang Kandang Kuda
Kisah seorang orang tua yang ingin pulang ke Malang dari Jakarta, dia hanya seorang kuli, sudah sekitar 30 th dia belum pernah menginjakan kaki di kampung halamannya, mungkin bagi kita yang hal seperti itu cukup mudah tapi bagi dia, untuk sekedar makanpun sulit harus memilah dan memeilih .Dia ingat ketika dulu keluarganya menyuruhnya untuk sekolah dia tidak mau dan malah lebih memilih bekerja yang sudah pasti menghasilakan uang daripada mengelurkan uang, mungkin pemikiran dia saat itu seperti itu pemikiran sederhana dan menganggap pekerjan di Jakarta banyak dan mudah dikerjakan.Dia pergi ke Jakarta dengan optimis, tapi semua itu telah hilang sekitar 30 tahun lalu, pudar dimakan waktu dia menyesal seumur hidupnya, dengan modal sepedah tua dia bertekad untuk pulang ke Malang dengan bekal seadanya.Dia mulai menyiapkan segalanya mungkin ini cukup nekad tapi apa daya dia ingin sekali pulang melihat kampungnya .dia memulai perjalan pulang dengan berbekal sepedah tuanya ke Malang dengan penuh rasa waswasan dalam hatinya dalam perjalan pulang dia terus mengayuh sepedahnya dan kadang kadang dia berhenti dan duduk beristirahat d pinggir jalan dia merenung memikirkan keegoisan nya dulu sewaktu ia di suruh sekolah mukin hidupnya tidak seperti sekarang ini, dia memulai lagi bersepedah mengayuh dan terus mengayuh menyusuri jalanan berdebu .Dikala hari mulai gelap dia berjalan terus menembus kegelapan malam dan akhiranya dia kelelahan dan berhenti di sebuah gubug pinggir jalan beristirahat, kemudian dia lihat ban sepedahnya pecah dia dorong cari tambalan setelah menemukan tambal ban .di tambalan tersebut ternyata tukang tambal tidak ada, hanya ada istri si tukang tambal saja lalau dia bertanya "Mba tambalan masih buka ? " dan si Mba menjawab "masih pak tapi suami saya lagi keluar, gimana gak ada yang nambal." lalau dia hanya mengusap dada dan merenung anadai saya punya kemempuan dan bisa menambal mukin saya akan tambal sendiri, dia semakaian kecewa pada dirinya sendiri yang tidak punya keahlian, dia bertanya pada dirinya sendiri kemana saja saya selama ini setua ini hal yang sederhana pun ta bisa saya lakaukan ... dia sadar begitu berharganya ilmu ,keahlian itu .
0 komentar:
Posting Komentar